Ungkap Pandemi Corona Belum Habis, Pakar WHO Sebut Risiko Kesehatan Akibat COVID-19 Tetap Tinggi

Sunday, 14 January 2024
Ungkap Pandemi Corona Belum Habis, Pakar WHO Sebut Risiko Kesehatan Akibat COVID-19 Tetap Tinggi
Ungkap Pandemi Corona Belum Habis, Pakar WHO Sebut Risiko Kesehatan Akibat COVID-19 Tetap Tinggi


indonesiatoday.co.id - Risiko kesehatan masyarakat global akibat COVID-19 tetap tinggi, namun hal ini tidak terlihat, sementara angka kematian telah menurun drastis sejak dua tahun lalu, begitu kata Pakar kesiapsiagaan pandemi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove.

Dr. Van Kerkhove, yang mengepalai bagian pencegahan epidemi dan pandemi WHO pada konferensi pers PBB mengatakan risiko kesehatan masyarakat akibat COVID-19 tetap tinggi, dan ini terjadi secara global lantaran kita memiliki patogen beredar di seluruh dunia.

Maria Van Kerkhove mengungkapkan bahwa "Data berdasarkan kasus yang dilaporkan ke WHO bukanlah indikator yang dapat diandalkan, dan ini belum menjadi indikator yang dapat diandalkan selama beberapa tahun hingga saat ini."

Bahkan menurut Maria Van Kerkhove, beberapa data dari sejumlah negara mungkin mengindikasikan bahwa virus tersebut sudah tidak ada, namun kenyataannya tidak.

Baca Juga: Pembagian Najis Merujuk Kitab Safinatun Najah Karya Syaikh Salim bin Samir Al-Hadrami

Dilansir indonesiatoday.co.id dari laman Antaranews.com, data WHO menunjukkan bahwa jumlah kasus yang dilaporkan dari seluruh dunia dalam 28 hari terakhir berjumlah 286.562, sementara jumlah kematian di seluruh dunia dalam dua tahun lebih dari tujuh juta.

Van Kerkhove mengatakan bahwa peredaran penyakit ini sebenarnya antara dua hingga 19 kali lebih tinggi dari apa yang dilaporkan.

"Jadi, virus ini beredar. Dan hal yang sulit saat ini adalah virus itu terus berkembang," sebut pakar WHO itu, dua tahun telah lewat setelah COVID-19 muncul. “Kita mempunyai virus yang akan terus berubah jika kita membiarkannya menyebar dengan cepat”.

Namun, jumlah kematian akibat COVID-19 telah menurun drastis sejak puncaknya beberapa tahun lalu, tetapi masih ada sekitar 10 ribu kematian dalam sebulan.

Baca Juga: Apa Hukum Mengadzankan Jenazah di Kubur? Begini Penjelasan dari Ustadz Abdul Somad dan Buya Yahya

"Dan itu berdasarkan data dari hanya 50 negara. Dari 10 ribu kematian yang dilaporkan pada Desember, lebih dari separuhnya dilaporkan terjadi di Amerika Serikat, dan seribu dari Italia," ujarnya.

Van Kerkhove mengatakan bahwa WHO tidak mencatat jumlah kematian di negara-negara di seluruh dunia karena banyak negara tidak melaporkannya.

“Tetapi itu tidak berarti bahwa tidak ada pasien meninggal," katanya.

“Kami mengalami peningkatan rawat inap dan perawatan intensif (ICU) masing-masing sebesar 42 persen dan 62 persen, jika kita melihat data dari Desember dibandingkan dengan pada November,” ungkap Van Kerkhove, yang juga mencatat bahwa angka itu tidak termasuk data dari Januari.

Baca Juga: Besok Sore Sudah Masuk Bulan Rajab, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini! Allahumma Barik Lanaa...

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bershalawat.com

Komentar

Artikel Terkait

Terkini