Olahraga Lari Bisa Obati Stres dan Patah Hati, Benarkah?

indonesiatoday.co.id - Peristiwa traumatis seperti stres dan emosional bisa menjadi pemicu nyeri dada yang mendadak dan intens.

Itulah yang terkadang kita alami saat sedang menghadapi peristiwa traumatis seperti kehilangan orang terkasih, perceraian, atau merasa dikhianati.

Namun, tahukah Anda bahwa peristiwa traumatis seperti patah hati ini bukan hanya menyakitkan secara emosional, tetapi juga dapat berdampak serius pada kesehatan jantung?

Menurut laporan dari American Heart Association, sindrom patah hati atau kardiomiopati akibat stres adalah kondisi yang sering kali bisa salah didiagnosis sebagai serangan jantung.

Baca Juga: Pohon Tumbang Timpa Rumah di Dusun Tangkeban Ciamis, Akibat Angin Kencang

Ini terjadi karena gejala yang dialami oleh penderita mirip dengan serangan jantung, mulai dari nyeri dada hingga perubahan dramatis dalam tes darah.

Mengenal Sindrom Patah Hati

Sindrom patah hati, atau kardiomiopati takotsubo, merupakan kondisi di mana sebagian jantung membesar sementara dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Sedangkan bagian lainnya, mungkin berkontraksi lebih kuat atau berfungsi normal.

Saat ini penelitian terus dilakukan untuk memahami lebih dalam tentang penyebab serta cara terbaik untuk mendiagnosis dan mengobati kondisi ini.

Kondisi patah hati bisa menjadi serius karena dapat menyebabkan kegagalan otot jantung yang parah dan bersifat sementara.

Namun, ada berita baiknya: sindrom patah hati umumnya bisa diobati, dan kebanyakan orang pulih sepenuhnya dalam beberapa minggu. Dan mereka juga memiliki risiko rendah untuk mengalami kembali kondisi ini.

Baca Juga: Operasi Narkoba Polres Banjar, Perangkap bagi Jaringan Peredaran Obat di Jawa Barat

Olahraga sebagai Terapi

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengobati patah hati adalah dengan rutin berolahraga, terutama lari.