indonesiatoday.co.id - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang saat ini dipimpin oleh Kaesang Pangarep mendapat sorotan tajam terkait konsistensinya dalam dunia politik. Sebuah pernyataan kontroversial dari Tamil Selvan, komunikolog politik dan hukum nasional yang akrab disapa Kang Tamil, mempertanyakan konsistensi PSI, khususnya mengingat sejarahnya yang pernah mencaci maki Prabowo Subianto.
Pernyataan tersebut muncul sebagai tanggapan terhadap Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni, yang memberikan penjelasan terkait kebingungan Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, mengenai posisi Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, dan hubungannya dengan PDI Perjuangan dalam Pilpres 2024, serta apakah akan ada perubahan atau keberlanjutan dari program Jokowi.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam Peran Oposisi dalam Politik: Pilar Kritis Demokrasi
Menanggapi hal ini, Kang Tamil dengan tajam menegaskan, "Pertanyaannya simpel, emang PSI ini konsisten? Dulu mencaci maki Prabowo sampai sekena-kenanya, hari ini berada di barisan Prabowo, menjilat-jilat lagi." Kritik ini menjadi sorotan utama dalam perdebatan seputar konsistensi PSI.
Kang Tamil lebih lanjut menyoroti kebingungan Kaesang Pangarep terhadap pernyataan Ganjar Pranowo dalam debat Capres yang diadakan oleh KPU RI. Ia menilai bahwa permasalahan bukan hanya pada Ganjar, melainkan pada tingkat pemikiran Kaesang yang diibaratkan sebagai "anak seumur jagung" dalam dunia politik. Menurut Kang Tamil, Kaesang masih perlu memahami tindak tanduk dan langkah-langkah strategi politik dengan lebih matang.
"Kaesang ini ibarat anak seumur jagung, masuk di politik, tidak paham tindak tanduk, bagaimana langkah-langkah strategi politik, ya saya paham itu. Tapi kalau dia menyatakan bingung tentang apa yang dikatakan Ganjar, ya jelas, karena pemikirannya nggak nyampe," paparnya dengan tegas.
Kang Tamil juga menegaskan bahwa posisi Ganjar Pranowo dalam politik sangat jelas, yaitu tidak fanatik terhadap Presiden Jokowi. Ganjar dianggapnya akan menjalankan program-program Jokowi yang dianggap baik, sementara yang dianggap tidak baik tidak akan dilanjutkan.
"Ganjar tak menghamba 100 persen kepada Jokowi. Buktinya dia berani mengatakan bahwa penegakan hukum di era Jokowi lemah, dia berani mengatakan itu, walaupun wakilnya sendiri (Mahfud MD) Menko Polhukam, yang notabenenya bagian dari penegakan hukum. Itu memang kata hati Ganjar," pungkas Kang Tamil.
Artikel ini mencerminkan ketegangan dan pertanyaan yang muncul terkait konsistensi PSI, sementara memberikan ruang bagi pembaca untuk mempertimbangkan argumen dari kedua belah pihak.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: argumen.id
Komentar