Puspenpol Angkat Bicara Soal Hasil Debat Cawapres, FYP TikTok Justru Sangat Mendominasi Dibandingkan dengan X atau Twitter

Thursday, 25 January 2024
Puspenpol Angkat Bicara Soal Hasil Debat Cawapres, FYP TikTok Justru Sangat Mendominasi Dibandingkan dengan X atau Twitter
Puspenpol Angkat Bicara Soal Hasil Debat Cawapres, FYP TikTok Justru Sangat Mendominasi Dibandingkan dengan X atau Twitter

SEWAKTU.com - Media sosial masih menjadi pilihan utama masyarakat untuk menentukan pandangan politiknya. Namun, terdapat perubahan minat publik dalam memanfaatkan media sosial untuk merespons perkembangan isu-isu terkini.

TikTok sekarang menjadi platform media sosial yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan X (Twitter).

Survei yang dilakukan oleh Indikator Politik pada periode 23-24 Desember 2023 lalu menunjukkan bahwa hanya 6,7% dari calon pemilih menggunakan X (Twitter) sebagai referensi dan wadah ekspresi politik.

Sementara itu, TikTok, yang pada awalnya dianggap sebagai media sosial alternatif dan hiburan semata, kini telah menjadi platform media sosial yang dominan dan merangkul semua lapisan masyarakat.

"Kita bisa melihat riuh di X (Twitter) hanya menyasar netizen lama atau senior yang lebih konvensional dan memiliki kepentingan sosial atau politik. Mereka asyik bermain dengan warga X (Twitter) yang terkesan itu-itu saja."

"Sayangnya banyak media nasional, homeless media, dan tokoh prominent yang masih mengutip X (Twitter) karena sudah tersedia secara publik alat ukur; monitoring, serta analisis secara gratis dan terjangkau," tutur Adrian Zakhary, Direktur Strategi Pusat Penerangan Politik (Puspenpol).

Ia juga menambahkan bahwa Masyarakat masih tetap mengandalkan Trending Topic dan Keyword populer di X (Twitter) sebagai acuan, bahkan menjadi sorotan utama dalam berita media.

Padahal, akun-akun yang turut membentuk percakapan real-time tersebut tidak semuanya berasal dari Akun Asli (Identitas Asli) atau Akun Komunitas/Kelompok/Institusi yang dikelola oleh manusia, tetapi sebagian besar merupakan akun bot (robot) dan akun proxy.

Menurut Adrian, di beberapa negara lain, X (Twitter) sudah mulai ditinggalkan. Data global dari Statista menunjukkan bahwa X (Twitter) berada di peringkat ke-12 dengan 666 juta pengguna.

Meskipun begitu, di Indonesia, masih tercatat 18,5 juta pengguna aktif per Juli 2023, menjadikan negara kita sebagai pengguna X (Twitter) terbesar ke-5 di dunia.

Selain itu, jika kita membahas media sosial saat ini, X(Twitter) jauh tertinggal dari TikTok. Menurut We Are Social, pada bulan November 2023, terdapat 106 juta pengguna aktif TikTok di Indonesia, menempatkannya sebagai yang terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Dengan jumlah pengguna TikTok yang begitu besar, dapat dianggap bahwa TikTok layak dijadikan sebagai sumber referensi politik di tanah air.

Dalam menyikapi pengaruh besar TikTok, sejak dimulainya kontestasi politik Pilpres dan Pileg 2024, Puspenpol telah melakukan kajian dan memperkuat riset melalui konten dan pengguna TikTok. Bahkan pada Debat ke-4, Puspenpol juga menampilkan Monitoring dan Analisis di Media Sosial, terutama fokus pada TikTok.

Bahkan Di TikTok, kita akrab dengan For You Page (FYP), yang merupakan tujuan pengguna untuk menjadi viral dan populer di platform tersebut. FYP memiliki konsep Trending Topic yang mirip dengan X (Twitter), namun memiliki algoritma atau metode perhitungan yang berbeda.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bogorinsider.com

Komentar

Artikel Terkait

Terkini