BANJARNEGARA - Kabar adanya penambahan anggaran pupuk bersubsidi sebesar Rp 14 triliun yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan angin segar bagi petani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Selain itu, pemerintah telah mempermudah regulasi pengambilan pupuk melalui kartu tanda penduduk (KTP).
Seperti yang disampaikan PPL dari Kabupaten Banjarnegara Wilayah kerja BPP Wanadadi, Ragil Sapautro ini. Penambahan anggaran ini diyakini akan menyelesaikan masalah kurangnya pupuk bersubsidi. Menurutnya, PPL sudah melakukan pendataan, validasi data kebutuhan pupuk secara real.
"Karena kita sudah merekap data, bahwa petani yang sudah menebus pupuk subsidi berdasar alokasi 2023 itu kita benar-benar pilih. Misalnya petani A dia menebus kemarin berarti dia benar benar butuh pupuk subsidi, lalu ada petani yang tidak menebus artinya dia tidak butuh pupuk subsidi," ujar Ragil.
Baca Juga: Jawab Komen Pengamat: Petani Bawang Brebes Dukung Kebijakan Pupuk Subsidi
Dia menjelaskan, setelah data tersebut sudah masuk e-RDKK dan buat verifikasi berjenjang, PPL juga melakukan sosialisasi kepada petani pada saat pendataan tersebut. Salah satu sosialisasi itu untuk melakukan update data sesuai dengan kebutuhannya.
"Alokasi 2024 ini sejujurnya kami kaget ketika pertama melihatnya. Kami itu kewirangan (malu) rasanya, alokasi jadi kecil dan kurang Tapi ketika kemarin di Kabupaten Banyumas Pak Jokowi menyampaikan bahwa pupuk bersubsidi ditambah Rp 14 triliun, itu disambut gembira sama petani seluruh indonesia," ungkapnya.
Namun menurutnya, petani harus dijelaskan lagi terkait mekanismenya. Sebab, perlu input dulu dan sebagainya. Jangan sampai petani hanya tahu ditambah Presiden Jokowi dipahami langsung ditambah.
"Perasaan kami sebagai penyuluh di wilayah mendengar statement Pak Jokowi, perasaan saya secara pribadi seneng sekali dan semoga bisa dipegang. Artinya benar-benar bisa ditambah, karena kita selama ini kurang banget pupuk," tuturnya.
Baca Juga: Presiden: Pupuk Bersubsidi Ditambah Rp 14 Triliun, Mentan Berterima Kasih
Dia menambahkan, kemudahan akses dengan menggunakan KTP sangat membantu para petani di sana yang sulit terjangkau internet. Dengan begitu, geliat bertani di wilayahnya semakin bersemangat terutama dalam peningkatan produksi padi dan sayuran.
"Alhamdulillah dengan KTP menjadi jauh lebih mudah. Dan juga kalau di kios kami rajin melakukan pengecekan untuk mendata jumlah pupuk dan para petaninya. Jadi intinya boleh pakai KTP asal terdaftar di e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok)," katanya
Harapan besar juga disampaikan Yatman, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Linggar Jaya I, Desa Linggarsari, Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara. Dirinya merasa senang dan optimis saat mendengar anggaran pupuk bersubsidi akan ditambah.
"Saya sangat senang sekali saat mendengar anggaran pupuk bersubsidi akan ditambah sebesar Rp 14 triliun," harap Yatman.
Dia mengatakan, alokasi pupuk pada tahun 2024 diakuinya lebih kecil dibandingkan alokasi tahun 2023.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianmassa.id
Komentar