Krisis Populasi di Jepang Tahun 2023: Penyebab, Dampak, dan Solusi

Sunday, 24 December 2023
Krisis Populasi di Jepang Tahun 2023: Penyebab, Dampak, dan Solusi
Krisis Populasi di Jepang Tahun 2023: Penyebab, Dampak, dan Solusi

indonesiatoday.co.id - Jepang adalah salah satu negara maju di Asia yang memiliki banyak prestasi di bidang ekonomi, teknologi, dan budaya.

Namun, di balik kemajuan tersebut, di tahun 2023 ini Jepang juga menghadapi masalah besar yang mengancam masa depannya, yaitu krisis populasi. Krisis populasi adalah kondisi di mana jumlah penduduk suatu negara menurun secara signifikan dan berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan.

Tulisan kali ini akan membahas mengenai Penyebab, Dampak, dan Solusi atas adanya Krisis Populasi di Jepang tahun 2023.

BACA JUGA: Sinopsis Imlie ANTV Hari Minggu 24 Desember 2023: Malini Cemburu dan Marah dengan Imlie

Penyebab

Krisis populasi di Jepang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Angka kelahiran yang rendah. Jepang memiliki salah satu tingkat kelahiran terendah di dunia, yaitu sekitar 7,3 per 1.000 penduduk pada 2022.

Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti menurunnya minat anak muda untuk menikah dan memiliki anak, biaya hidup yang tinggi, kesulitan dalam mencari pekerjaan dan tempat tinggal, serta perubahan gaya hidup dan nilai-nilai sosial.

Angka kematian yang tinggi. Jepang juga memiliki salah satu harapan hidup tertinggi di dunia, yaitu sekitar 84,5 tahun pada 2020.

Namun, hal ini juga berarti bahwa Jepang memiliki banyak penduduk lanjut usia yang rentan terhadap berbagai penyakit dan kematian.

Pada 2022, angka kematian di Jepang mencapai rekor tertinggi, yaitu lebih dari 1,56 juta jiwa.

BACA JUGA: Sinopsis Bhagya Lakshmi Hari Minggu 24 Desember 2023: Lakshmi Diserang Malishka

Imigrasi yang terbatas. Jepang merupakan negara yang relatif tertutup terhadap imigran, baik dari segi kebijakan maupun budaya.

Jumlah penduduk asing di Jepang masih sangat sedikit, yaitu sekitar 2,99 juta jiwa pada 2022, atau sekitar 2,4% dari total populasi.

Hal ini tidak cukup untuk mengimbangi penurunan populasi lokal.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: purwokertoinsight.com

Komentar

Artikel Terkait

Terkini