Komitmen SCG Melawan Krisis Iklim Global Diganjar Penghargaan

Thursday, 1 February 2024
Komitmen SCG Melawan Krisis Iklim Global Diganjar Penghargaan
Komitmen SCG Melawan Krisis Iklim Global Diganjar Penghargaan
KESATUCO - Perusahaan terkemuka Asean asal Thailand, SCG bersikukuh bisa mencapai nol bersih emisi gas rumah kaca pada tahun 2050. Maka dari itu, perusahaan tersebut komitmen terhadap inovasi dan solusi yang ramah lingkungan
 
Atas komitmen yang kuat tersebut, perusahaan tersebut diganjar penghargaan peringkat nomor 1 ESG Industry Top Rated pada tahun 2024 dari Morningstar Sustainalytics. 
 
"Dari 125 perusahaan yang dievaluasi dalam kategori Industrial Conglomerate di seluruh dunia, SCG berhasil menduduki posisi teratas, menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan dan praktik bisnis yang bertanggung jawab," ujar President & CEO SCG Thammasak Sethaudom. 
 
 
Target ambisius tersebut, menurutnya sejalan dengan strategi ESG 4 Plus perusahaan. Hal itu seperti  mencapai emisi nol bersih, mewujudkan industri dan produk hijau, menekan kesenjangan sosial, dan merangkul kolaborasi plus kejujuran dan keterbukaan.
 
"Target ambisius ini menunjukkan dedikasi perusahaan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh krisis iklim global. SCG secara aktif terlibat dalam pengembangan solusi inovatif yang sejalan dengan megatren global, berfokus pada memberikan kemudahan, keamanan, dan nilai tambah ramah lingkungan kepada pelanggan," ucapnya.
 
Dalam menciptakan berbagai solusi inovatif untuk mewujudkan target ambisius tersebut, SCG terus berkolaborasi dengan ahli dari berbagai industri untuk mengembangkan inovasi rendah karbon, salah satunya dengan Rondo Energy untuk mengembangkan teknologi penyimpanan Heat Battery menggunakan energi bersih. 
 
 
"SCG juga menjalin kolaborasi dengan CubicPV untuk berfokus pada inovasi wafer silikon yang memiliki efisiensi tinggi dan panel sel surya, serta dengan Denka dalam pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik," ungkapnya
 
Tak hanya itu, di semua lini operasi, SCG juga meningkatkan penggunaan energi bersih untuk menggantikan bahan bakar fosil dengan menekan porsi penggunaan batu bara dan listrik dengan memanfaatkan panas limbah dari proses produksi dan energi surya. Di Indonesia, pabrik semen SCG telah menggunakan teknologi Alternative Fuel and Alternative Raw Material (AF/AR) untuk menghasilkan energi dan bahan baku alternatif dari limbah industri. 
 
"Teknologi ini telah mengolah setidaknya 7.700 ton limbah produksi dan menghasilkan 3 persen energi termal untuk memenuhi kebutuhan daya pabrik. Selain itu, SCG juga tengah mengembangkan fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) untuk mengolah sampah perkotaan menjadi energi alternatif pengganti bahan bakar fosil melalui metode co-processing di kiln semen," bebernya. 
 
 
 Bahkan, dalam pemanfaatan tenaga surya, salah satu perusahaan SCG, KIA Ceramics, bekerja sama dengan Sun Energy Indonesia, menggunakan atap solar panel di pabriknya yang mampu menghasilkan energi listrik lebih dari 1 GWh sejak tahun 2022.  Adapun solar panel ini mampu mengubah energi matahari menjadi listrik berkat teknologi fotovoltaik dan akan disimpan ke dalam baterai yang dapat digunakan untuk kebutuhan listrik produksi. 
 
"Penggunaan panel surya ini diproyeksikan akan mengurangi sebesar 600 ton emisi Gas Rumah Kaca atau setara dengan menanam 881 pohon. Juga telah memanfaatkan energi surya untuk sebagian sumber energinya, anak perusahaan SCG lainnya, PT Semen Jawa, bekerja sama dengan Cahaya Power Indonesia untuk memasang atap solar panel dengan kapasitas 1.410 kWp pada pabriknya di Sukabumi," terangnya. 
 
Selain itu, masih ada pula alam pemanfaatan biogas. Di mana, anak perusahaan SCG di  Packaging, PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FajarPaper), menggunakan Sistem Pengolahan Anaerobik untuk mengolah air limbah dan menghasilkan biogas sebagai bahan bakar alternatif.
 
 
 Hasilnya, perusahaan dapat menghemat sekitar 7 persen penggunaan batu bara dari total penggunaan batu bara. Teknologi ini telah menghemat biaya sekitar Rp23 miliar per tahun. Peralihan ini telah mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 3persen per tahunnya.
 
 "SCG secara konsisten meningkatkan standar operasionalnya dalam aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG). Perusahaan mematuhi standar pelaporan keberlanjutan yang diakui secara global, seperti GRI, SASB, TCFD, dan Integrated Report. Selain itu, SCG secara proaktif mempersiapkan diri untuk standar baru yang diadopsi secara internasional, seperti International Sustainability Standards Board (ISSB)," jelasnya.
 
Dengan diraihnya peringkat No.1 ESG Industry Top Rated, SCG meneguhkan komitmennya terhadap keberlanjutan, menetapkan standar untuk praktik bisnis yang bertanggung jawab.
 
 
"Kami siap menghadapi tantangan dalam lanskap global yang terus berubah," pungkasnya. ***
 

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kesatu.co

Komentar

Artikel Terkait

Terkini