Kisah Seorang Mahasiswa Drama Skotlandia yang Terdampar di Bandara Schiphol Amsterdam Sehari Penuh Akibat Pembatalan Penerbangan

Wednesday, 24 January 2024
Kisah Seorang Mahasiswa Drama Skotlandia yang Terdampar di Bandara Schiphol Amsterdam Sehari Penuh Akibat Pembatalan Penerbangan
Kisah Seorang Mahasiswa Drama Skotlandia yang Terdampar di Bandara Schiphol Amsterdam Sehari Penuh Akibat Pembatalan Penerbangan

indonesiatoday.co.id, Amsterdam - Seorang mahasiswa drama Skotlandia terdampar di Bandara Schiphol Amsterdam semalaman setelah penerbangannya dengan KLM Royal Dutch Airlines ke Edinburgh dibatalkan.

Puluhan ribu lebih penumpang maskapai penerbangan mengalami pembatalan penerbangan pada hari Selasa karena dampak buruk dari kesalahan kontrol lalu lintas udara.

Matthew Creed, seorang pelajar drama berusia 26 tahun dari Harthill, Skotlandia, seharusnya terbang dari Hong Kong ke Edinburgh pada hari Senin, tetapi penerbangannya dibatalkan karena kesalahan ATC.

"Dia kemudian dipindahkan ke penerbangan KLM ke Amsterdam, tetapi penerbangan itu juga dibatalkan," tulis ndependent.co.uk.

Creed menjelaskan bahwa "tidak ideal" tidur di tempat tidur lipat dengan "bantal dan selimut" di bandara.

Dia berkata: "Mereka membantu orang dalam jangka waktu yang lama, antriannya panjang, dan hanya ada empat atau lima agen yang mencoba membantu orang.

"Kemudian mereka berkata bahwa kami menutup semua meja mereka dan setiap orang perlu mencari akomodasi sendiri atau mencari cara sendiri untuk menyelesaikan masalah.".

Dia kemudian dipindahkan ke penerbangan KLM ke Amsterdam, tetapi penerbangan itu juga dibatalkan.

“Saya tiba di Amsterdam sekitar jam tiga pagi kemarin, menunggu penerbangan berikutnya sekitar jam 4.50 pagi, dan kemudian menyadari ada antrian besar di tengah bandara,” katanya kepada kantor berita PA.

“Orang-orang menuju pintu keluar atau meja KLM, yang mengoperasikan penerbangan menuju saya tumpangi oleh Qatar,” kata Mahasiswa itu.

"Kemudian saya melihat ke papan dan menyadari bahwa penerbangan saya dibatalkan."

KLM memesannya penerbangan baru ke Edinburgh yang berangkat pada hari Rabu, tetapi dia harus bermalam di Bandara Amsterdam menunggu penerbangan.

Creed menjelaskan bahwa "tidak ideal" tidur di tempat tidur lipat dengan "bantal dan selimut" di bandara.

Dia berkata: "Mereka membantu orang dalam jangka waktu yang lama, antriannya panjang, dan hanya ada empat atau lima agen yang mencoba membantu orang.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kabar4.com

Komentar

Artikel Terkait

Terkini