ITB Minta Maaf Soal Bayar UKT Pakai Pinjol, Sebut Baru 10 Mahasiswa yang Pinjam ke Danacita

Thursday, 1 February 2024
ITB Minta Maaf Soal Bayar UKT Pakai Pinjol, Sebut Baru 10 Mahasiswa yang Pinjam ke Danacita
ITB Minta Maaf Soal Bayar UKT Pakai Pinjol, Sebut Baru 10 Mahasiswa yang Pinjam ke Danacita

indonesiatoday.co.id - Setelah viral dan mendapat kritikan dari sejumlah pihak, Insitut Teknologi Bandung (ITB) meminta maaf soal gaduh pinjaman online (pinjol) kepada mahasiswa.

ITB menawarkan skema pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) dengan sistem pinjol dari platform Danacita.

"Pertama ingin disampaikan permohonan maaf terkait adanya hingar bingar ini karena memang adanya salah tafsir karena informasi yang belum disampaikan secara lengkap lalu ada kekagetan," kata Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Pengembangan ITB, Muhammad Abduh, dalam konferensi pers terkait skema pembayaran UKT pakai pinjol.

Baca Juga: Polling Metropolitan Batch Kedua, Siapa Wali Kota Bogor 2024 Pilihanmu?

Dia menjelaskan Danacita merupakan salah satu cara untuk membayar UKT mahasiswa.

ITB, kata dia, juga menyediakan metode pembayaran lain dengan berbagai skema keringanan.

Abduh mengatakan kampus berkewajiban membantu mahasiswa yang memiliki permasalahan ekonomi.

Baca Juga: Karir Ria Ricis dan Teuku Ryan Diramal Denny Darko bakal Moncer usai Bercerai

Apabila didapati orang tua mahasiswa yang mampu, namun mengalami kesulitan ekonomi di tengah perjalanan kuliah pasti akan dicek kembali.

Dia mengungkapkan hingga Januari 2024, sebanyak 1.768 mahasiswa telah mengajukan keringanan UKT.

Sementara itu, sebanyak 2.732 mahasiswa mengajukan pengajuan cicilan Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP).

Baca Juga: Masalah Akses Internet, Cawapres Gibran Bandingkan Kabupaten Bogor dengan Kota Solo

Pada 2023, ITB telah menyalurkan beasiswa kepada 7.672 mahasiswa. Jumlah tersebut mencapai 25 persen dari total student body ITB.

"Di luar itu, ITB mencarikan bantuan beasiswa talangan untuk kasus tertentu, seperti tidak sempat mengajukan keringan UKT di jadwal yang ditentukan, mahasiswa mendapatkan musibah, dan persoalan ekonomi lain yang didukung dengan bukti-bukti yang jelas," beber Abduh.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: metropolitan.id

Komentar

Artikel Terkait

Terkini