SENAYANPOST- Pada Selasa, 16 Februari 2024, koran Al Bawabh News yang terbit di Cairo Mesir dalam edisinya nomer 3328 memuat gagasan langkah-langkah perdamaian Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Prof. Jenderal AM Hendropriyono yang saat ini merupakan Guru Besar Emeritus Universitas Pertahanan Republik Indonesia, dan mantan wakilnya Dr. KH. As’ad Said Ali yang saat ini merupakan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Gagasan-gagasan kedua tokoh bangsa tersebut dimuat dalam artikel yang ditulis oleh Hisyam An Najjar, seorang jurnalis pengamat terorisme yang merupakan mantan juru bicara Partai Bina wa Tanmiyah, sayap politik Jama’ah Islamiyah Mesir.
Hisyam An Najjar mencermati bahwa dukungan rakyat Indonesia untuk kemerdekaan Palestina sangat besar, karena Bangsa Indonesia dalam sejarahnya juga mengalami penjajahan.
“Pada Desember 2023, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya di Jawa Timur menyerukan diadakannya seminar dan penggalangan dana untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina. Antusiasme peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa cukup tinggi sehingga berhasil mengumpulkan lebih dari 100 juta rupiah, hanya dalam waktu kurang dari tiga jam,” tulisnya.
Hisyam An Najjar mengungkap gagasan penting Prof AM Hendropriyono untuk menggalang simpul-simpul Umat Islam di Eropa dan Inggris dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
“Tokoh-tokoh berpengaruh ini dapat dimobilisasi dan dimotivasi untuk memperluas perjuangan politik kerakyatan sejalan dengan doktrin perjuangan Rakyat Indonesia, yaitu Perjuangan Rakyat Semesta melalui Dunia Maya termasuk memanfaatkan Artificial Intelligent (AI), dengan tujuan untuk mendorong Dunia Internasional untuk bekerja sama dalam mencapai penyelesaian damai, berdasarkan Solusi Dua Negara, yang merupakan langkah paling cerdas sebagai kontra-propaganda Israel, dan paling realistis untuk diterapkan,” jelas Guru Besar Filsafat Intelijen Sekolah Tinggi Intelijen Negara yang ditulis oleh Hisyam An Najjar.
Sementara itu, Dr. As’ad Said Ali mengungkapkan bahwa sebenarnya, komunitas-komunitas Yahudi di berbagai dunia menolak membiayai perang Israel atas rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang masih berlangsung hingga saat ini.
“Komunitas Yahudi di berbagai negara dunia yang menolak membiayai perang Israel atas Gaza, serta mencari peluang di era globalisasi untuk memperkuat hubungan perdagangan global yang mendekatkan budaya dan peradaban serta meningkatkan perdamaian dan interaksi antar bangsa di dunia,” jelasnya.
Sampai saat ini diperkirakan korban jiwa dari rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat akibat serangan Israeli Defense Force (IDF) mencapai lebih dari 23.000 jiwa yang sebagian besarnya adalah anak-anak.
Perang atas Palestina juga telah melebar di perairan selatan Laut Merah antara kapal-kapal perang aliansi AS-Eropa dengan milisi-milisi Hauthi Yaman yang beraliran Syiah. Pertempuran ini telah mengganggu pelayaran di jalur perdagangan internasional, dan dapat berpengaruh pada perekonomian dunia. (Muqoddas).
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: senayanpost.com
Komentar