Erupsi Gunung Lewotobi: Penerbangan di NTT Terganggu, Ribuan Warga Mengungsi

Thursday, 4 January 2024
Erupsi Gunung Lewotobi: Penerbangan di NTT Terganggu, Ribuan Warga Mengungsi
Erupsi Gunung Lewotobi: Penerbangan di NTT Terganggu, Ribuan Warga Mengungsi

 

 

indonesiatoday.co.id - Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menyita perhatian dengan peningkatan statusnya dari level II waspada menjadi siaga (level III).

Erupsi ini tidak hanya mengakibatkan ribuan warga mengungsi, tetapi juga berdampak signifikan pada sektor penerbangan di sejumlah bandara di NTT.

Pemerintah Kabupaten Flores Timur, dalam menanggapi situasi darurat, telah menetapkan status siaga darurat bencana alam.

Baca Juga: Kholid Ismail: Mengungkap Harta Kekayaan dan Perjalanan Politik Ketua DPRD Kabupaten Tangerang

Keputusan ini diambil untuk memastikan penanganan cepat, tepat, dan terpadu sesuai standar prosedur penanganan pada masa keadaan darurat bencana.

Doris Alexander Rihi, Penjabat Bupati Flores Timur, menyampaikan bahwa status siaga darurat bencana ini akan berlaku selama 14 hari, mulai dari 1 Januari 2024 hingga 14 Januari 2024.

Namun, ada kemungkinan perpanjangan jika aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki terus meningkat dan memerlukan penanganan lebih lanjut.

Terkait dana penanganan bencana, Pemkab Flores Timur telah menegaskan bahwa semua biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari keputusan ini akan dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Flores Timur Tahun 2024 atau sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.

Baca Juga: Mengeksplor Urutan Daerah Paling Makmur di Nusa Tenggara Barat: Kota Mataram Terkejut dengan Pencapaian Daerah Lain!

Dampak erupsi tidak hanya terasa di daratan, melainkan juga melibatkan sektor penerbangan. Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende, NTT, menjadi salah satu yang terdampak, dengan penutupan sementara akibat sebaran abu vulkanik.

Kepala Bandara Hasan Aroeboesman Ende, Indra Triyantono, menjelaskan bahwa tiga rute penerbangan dibatalkan karena adanya abu vulkanik di atas Ende.

"Kami lihat hasil pengamatan BMKG, di atas Ende sudah penuh dengan abu vulkanik," kata Indra. Meskipun pada awalnya aktivitas penerbangan di bandara diperbolehkan, sejumlah maskapai memutuskan untuk membatalkan penerbangan dengan alasan keamanan.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kobaran.com

Komentar

Artikel Terkait

Terkini