Tulungagung, indonesiatoday.co.id - Selama dua tahun, Dinas Pertanian (Dispertan) Tulungagung kehilangan sebanyak puluhan penyuluh pertanian.
Pasalnya, puluhan pertanian itu diketahui sudah memasuki masa purnatugas yang mana Dispertan juga belum menerima pengganti puluhan penyuluh tersebut.
Kabid Penyuluh Pertanian, Dinas Pertanian (Dispertan) Tulungagung, Triwidyono Agus Basuki membenarkan jika dua tahun ini, pihaknya kehilangan puluhan penyuluh pertanian. Pasalnya, puluhan penyuluh pertanian tersebut sudah berusia senja dimana mereka sudah purnatugas.
Berdasarkan data miliknya, pada tahun 2023 kemarin, sedikitnya sudah ada 13 penyuluh pertanian di Tulungagung yang sudah purnatugas.
Sedangkan pada tahun 2024 ini, akan ada sebanyak 10 orang penyuluh pertanian yang juga sudah memasuki masa purnatugasnya.
"Tahun 2023 ada sebanyak 13 orang purnatugas, dan pada tahun 2024 ada sebanyak 10 orang yang akan purnatugas, jadi total ada sebanyak 23 orang penyuluh pertanian yang purnatugas," kata Triwidyono Agus Basuki, Rabu (17/1/2024).
Total penyuluh pertanian sendiri, ungkap Oky-sapaan akrabnya, ada sebanyak 123 orang lebih penyuluh pertanian yang sudah ditempatkan pada beberapa desa.
Dengan purnatugasnya puluhan penyuluh pertanian ini, berarti sampai dengan akhir tahun 2024 hanya akan ada 100 lebih penyuluh pertanian.
Pihaknya sendiri sebenarnya juga sudah mengajukan tambahan penyuluh pertanian lewat Kementerian Pertanian (Kementan) dua tahun yang lalu.
Melalui pengajuan itu, Bupati Tulungagung sudah memerintahkan BPKAD dan BKPSDM untuk memproses pengajuan penyuluh pertanian tersebut.
Baca Juga: Berharap Dukungan Para Kiai dan Ulama, Kapolres Lamongan Silaturahmi ke Ketua MUI Lamongan
"Sebenarnya dua tahun lalu sudah diproses pengajuan penambahan penyuluh pertanian oleh pihak Kementan dan Pemkab Tulungagung untuk mengantisipasi penyuluh pertanian yang purnatugas," ungkapnya.
Meski sudah diproses, jelas Oky, rencananya akan ada penambahan tenaga penyuluh pertanian sebanyak 21 orang untuk Dispertan Tulungagung. Namun sayangnya, upaya penambahan itu sampai sekarang belum terlaksana lantaran diyakini terkendala anggaran untuk penambahan tersebut.
Menurut Oky, sebenarnya fenomena seperti ini tidak hanya terjadi di Tulungagung, tetapi juga terjadi di semua daerah secara nasional juga mengalami hal serupa.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: koranmemo.com
Komentar